
16 Desember 2006
Keluarga Karmel: Apa itu Karmelit Awam ?
Kenalkah Anda dengan Karmel Awam? Biasanya,
para Karmelit awam ini menggunakan gelar 'TOC' di belakang
namanya. TOC berarti 'Terz'Ordine Carmelitano'.
Istilah tersebut diambil dari bahasa Italia, yang berarti Ordo
Karmel Ketiga. Singkatan yang sama juga digunakan untuk
istilah yang digunakan dalam bahasa Inggris 'Third Order of
Carmelites'. Mereka juga sering disebut 'OCS' yang merupakan
singkatan dari 'Ordine Carmelitano Secolare', yang berarti
Ordo Karmel Sekular.
Karmel Awam adalah asosiasi awam internasional, dan
didirikan atas dasar privilese Apostolik. Para Karmelit Awam
merupakan bagian konstitutif keluarga Karmel.
Mereka hidup dalam komunitas menurut Regula Ordo Karmel
Ketiga, di bawah bimbingan Pimpinan Ordo Karmel, melalui
delegatusnya. Tiap komunitas Karmelit Awam didirikan secara
kanonik oleh Prior Jendral Ordo Karmel, setelah
'mendengarkan' persetujuan tertulis dari Prior Provinsisal dan
Uskup setempat.
Sekilas Sejarah
Setelah Para Karmelit (Ordo Karmel) berpindah ke Eropa,
kelompok ini menerima beberapa 'kaum awam' wanita yang
hidup di sekitar biara mereka. Kaum awam ini mendukung
kehidupan biara dengan menyum-bangkan harta miliknya
kepada biara. Lama-kelamaan, kaum awam ini diberi
pembinaan tersendiri, sehingga juga membutuhkan rumah
tersendiri. Kaum awam tersebut mendapatkan 'restu'
menjalani hidup seperti itu dari Takhta Suci dengan bulla
'Cum Nulla',oleh Paus Nikolas V, 7 Oktober 1452.
Tiga tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1455,
Beato Yohanes Soreth, yang pada saat itu menjabat Prior
Jendral Ordo Karmel, menuliskan teks Regula khusus
bagi mereka. Hal ini berarti, secara resmi, dia, sebagai
Pimpinan Tertinggi Ordo Karmel, mengesahkan kelompok
awam itu menjadi anggota Ordo Karmel, yang menghayati
spiritualita Karmel dalam situasi mereka yang khas.
Setelah berjalan sekitar 20 tahun, pada 28 November 1476,
Paus Sixtus IV memberikan pengesahan secara resmi,
melalui bulla 'Dum Attenta'. Pengakuan resmi dari Takhta
Suci tersebut mendorong kelompok wanita ini berani
mengenalkan diri sebagai keluarga Karmel Ketiga, yang
kemudian dikenal dengan Karmelit Awam.
Dalam perkembangannya, sekitar satu setengah abad
kemudian, kelompok tersebut diperkaya oleh orang-orang
yang meminta ijin kepada Pimpinan Ordo Karmel, untuk
memiliki hak khusus mengenakan skapulir coklat,
sebagaimana yang dikenakan oleh para Karmelit.
Teodorus Straccio, yang menjabat Prior Jendral Ordo
Karmel tahun 1632-1642, mengakomodasi keinginan
mereka. Kelompok ini, akhirnya menjadi kelompok
Ordo Karmel Ketiga yang memiliki kekhasan
melaksanakan kaul ketaatan dan kemurnian menurut
status hidup mereka, baik pria maupun wanita.
Sejak abad 19, Gereja menunjuk-kan panggilan khas
mereka, yaitu menerangi dan memberikan nilai yang
tepat pada semua realitas dunia, tempat para Karmelit
Awam hidup dengan statusnya masing-masing, sehingga
semuanya ini dibawa kepada kepe-nuhan nilai-nilai
yang diajarkan oleh Kristus. De-ngan kata lain, Karmelit
Awam diajak untuk menjembatani keterpisahan antara
Injil dan kehidupan nyata, dalam semangat evan-gelisasi
baru yang menjiwai kehidupan seluruh Gereja.
Awam yang Mengikrarkan Profesi, bahkan Menerima
Tahbisan Diakon
Para Kamelit Awam memiliki ikatan dasar dengan Ordo
Karmel justru dengan mengi-krarkan profesi. Menga-pa
mesti ada profesi? Hal ini merupakan cetusan komitmen
yang diungkapkan secara eksplisit. Dengan profe-si, para
Karmelit Awam mengambil bagian dengan cara yang
khusus dan khas dalam karisma Ordo Karmel.
Profesi dimaksudkan untuk: Pertama, mengembangkan
rahmat baptis. Kedua, mencapai keserupaan dengan
Kristus secara penuh. Ketiga, belajar menghadap Tuhan
dengan tangan kosong, dan menaruh semua kasihnya
dalam Kristus. Keempat, pengakuan yang terus-menerus
akan primat Allah, dan menolak untuk menyembah dua
tuan. Kelima, mengutamakan cinta kepada orang lain,
dengan memerangi dan mengalahkan segala bentuk
egoisme.
Bentuk profesinya, bisa berupa pengikraran janji atau
pengikraran kaul ketaatan dan kemurnian. Karmelit
Awam diberi kebebasan untuk memilih: profesi dengan
kaul, atau profesi tanpa kaul, yakni pengikraran janji
saja. Jika hanya mengikrarkan profesi tanpa kaul atau
janji, seorang Karmelit Awam hanya diwajibkan patuh
kepada Regula. Jika mengikrarkan profesi dengan kaul,
seorang Karmelit Awam diwajibkan taat kepada
Pimpinan Ordo dan orang yang diberi kuasa untuk
membimbing mereka.
Profesi dilaksanakan menurut ritus resmi, yang khusus
disusun untuk Ordo Karmel Ketiga. Tanda yang tampak
ialah penyerahan jubah tradisional atau skapulir.
Profesi pertama dilaksanakan untuk periode tiga tahun,
dan pada akhir tahun ketiga diperkenankan untuk
mengajukan permohonan pengikraran profesi kekal.
Jangka waktu dari profesi pertama ke profesi kekal,
dianjurkan untuk membaharui prfosei mereka setiap
tahun, pada hari raya Santa Perawan Maria dari
Gunung Karmel.
Para Karmelit Awam mengambil bagian dalam
karisma Ordo Karmel. Di sini, bukan pertama-tama
ditonjolkan 'apa kegiatannya' (doing-nya), tetapi pada
'esensi atau jati dirinya' (being-nya). Jika seseorang
sungguh-sungguh menghayati jati dirinya, pasti
tercetus keluar dalam aneka bentuk kegiatan. Hal ini
justru menghindarkan setiap Karmelit Awam dari
kegiatan sosial yang tanpa spiritualitas atau semangat
rohani yang menjiwai setiap kegiatan tersebut.
Seorang Karmelit Awam harus menghidupi segala
aktivitasnya dengan karisma Karmel.
Karisma Karmel dirumuskan secara
singkat dalam ungkapan ini, "menghayati
hidup mengikuti Yesus Kristus, dalam sikap kontemplatif
yang meresapi hidup doa, persaudaraan dan pelayanan.
" Model inspiratifnya ialah
Mereka adalah panutan di tengah aneka kesulitan untuk
sampai pada puncak gunung, yakni Kristus, Tuhan.
Pertama, Hidup Doa.
Secara formal, seorang Karmelit Awam diwajibkan
untuk mendoakan Ibadat Harian, baik dalam
komunitas atau secara pribadi. Selain itu,
ketekunan untuk mengikuti doa-doa devosional,
maupun kegiatan doa dalam Paroki sangat
ditekankan. Tujuan yang ingin dicapai dalam doa
ialah bukan pertama-tama memikirkan atau
berbicara banyak kepada Tuhan, tetapi mencintai
banyak, sebagaimana ajaran St. Teresia Avila.
Bentuk konkretnya, seorang Karmelit Awam
diwajibkan untuk tekun menimba kekuatan dari
sumber spiritual, yakni Ekaristi, dan sakramen
Rekonsiliasi.
Untuk menunjang ketekunan itu, seorang Karmelit
Awam 1.diwajibkan untuk mendoakan Ibadat Harian,
baik dalam komunitas atau secara pribadi,
sekurang-kurangnya Ibadat Pagi, Sore, dan Penutup.
Selain itu, ketekunan untuk 2.mengikuti doa-doa
devosional, maupun kegiatan doa liturgis yang lain
yang diadakan dalam Paroki sangat ditekankan.
Tentu saja, 3.doa pribadi di kamar yang tersembunyi
juga harus mendapat tempat yang memadai. Akhirnya,
4.lectio divina dan meditasi, yang telah hidup dalam
tradisi Karmel, juga harus dihidupi secara intensif.
Model inspiratif, St. Maria, dihayati secara konkret
dengan 5.menghormati skapulir suci sebagai lambang
kasih keibuan yang merangkul anak-anaknya.
Devosi terhadap Maria, seperti doa
sejenisnya, lebih sebagai suatu sikap khusus,
yaitu orientasi tak tergoyahkan pada nilai-nilai
hidup kristiani, daripada sekedar suatu kesalehan
umum.
Persaudaraan seorang Karmelit Awam,
pertama-tama dinyatakan secara nyata dalam
'keterlibatan'-nya sebagai anggota komunitas yang
memancarkan kesederhanaan dan keontentikan.
Di dalam komunitas, 1.setiap orang hendaknya
merasa krasan, 2.diterima,3. dikenal,4. dihargai, dan
5.dinasihati dengan penuh kasih persaudaraan.
Ketiga, Hidup Pelayanan.
Inti pelayanan bagi seorang Karmelit
Awam
ialah “menjadi kasih di dalam hati Gereja”.
Hal ini berarti, 1.mereka harus benar-benar terlibat
secara konkret dalam setiap kegiatan Gereja setempat.
Selain itu, seorang 2.Karmelit Awam diharapkan
terlibat juga dalam kegiatan kemasyarakatan, apa pun
bentuknya, untuk memajukan 'bonum commune' atau
kesejahteraan umum. Santa Maria Magdalena de Pazzi
mengingatkan dahaga kontemplasi hanya dapat
dipuaskan dengan menyatukan secara harmonis antara
doa dan karya pelayanan.
Dalam krisis dan ancaman bahaya, sebagaimana
nabi Elia, seorang Karmelit Awam harus mampu
menjadi saksi akan primat Allah. Justru dalam
pengalaman '
seorang Karmelit Awam dapat berjumpa dengan Allah
dalam kondisi nyata.
KARMELIT AWAM
Seluruh anggota Karmel Awam Provinsi
sampai Awal Juni 2006 berjumlah 309 orang.
Para anggota tersebar dalam 10 komunitas, yaitu:
* Malang (19 orang)
* Batu (15 orang)
* Lawang (13 orang)
* Probolinggo (36 orang)
* Jember (39 orang)
* Surabaya (50 orang)
* Jakarta (59 orang)
* Medan (26 orang)
* Mauloo (17 orang)
* Palangkaraya (35 orang)
Alamat :
Pusat Karmelit Awam Indonesia Jl.Mgr. Sugiyopranoto
no.1 Malang, 65119, Jawa Timur

No comments:
Post a Comment