Monday, May 19, 2008

KARMELIT AWAM


16 Desember 2006
Keluarga Karmel: Apa itu Karmelit Awam ?

Kenalkah Anda dengan Karmel Awam? Biasanya,

para Karmelit awam ini menggunakan gelar 'TOC' di belakang

namanya. TOC berarti 'Terz'Ordine Carmelitano'.

Istilah tersebut diambil dari bahasa Italia, yang berarti Ordo

Karmel Ketiga. Singkatan yang sama juga digunakan untuk

istilah yang digunakan dalam bahasa Inggris 'Third Order of

Carmelites'. Mereka juga sering disebut 'OCS' yang merupakan

singkatan dari 'Ordine Carmelitano Secolare', yang berarti

Ordo Karmel Sekular.

Karmel Awam adalah asosiasi awam internasional, dan

didirikan atas dasar privilese Apostolik. Para Karmelit Awam

merupakan bagian konstitutif keluarga Karmel.

Mereka hidup dalam komunitas menurut Regula Ordo Karmel

Ketiga, di bawah bimbingan Pimpinan Ordo Karmel, melalui

delegatusnya. Tiap komunitas Karmelit Awam didirikan secara

kanonik oleh Prior Jendral Ordo Karmel, setelah

'mendengarkan' persetujuan tertulis dari Prior Provinsisal dan

Uskup setempat.

Sekilas Sejarah

Setelah Para Karmelit (Ordo Karmel) berpindah ke Eropa,

kelompok ini menerima beberapa 'kaum awam' wanita yang

hidup di sekitar biara mereka. Kaum awam ini mendukung

kehidupan biara dengan menyum-bangkan harta miliknya

kepada biara. Lama-kelamaan, kaum awam ini diberi

pembinaan tersendiri, sehingga juga membutuhkan rumah

tersendiri. Kaum awam tersebut mendapatkan 'restu'

menjalani hidup seperti itu dari Takhta Suci dengan bulla

'Cum Nulla',oleh Paus Nikolas V, 7 Oktober 1452.

Tiga tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1455,

Beato Yohanes Soreth, yang pada saat itu menjabat Prior

Jendral Ordo Karmel, menuliskan teks Regula khusus

bagi mereka. Hal ini berarti, secara resmi, dia, sebagai

Pimpinan Tertinggi Ordo Karmel, mengesahkan kelompok

awam itu menjadi anggota Ordo Karmel, yang menghayati

spiritualita Karmel dalam situasi mereka yang khas.

Setelah berjalan sekitar 20 tahun, pada 28 November 1476,

Paus Sixtus IV memberikan pengesahan secara resmi,

melalui bulla 'Dum Attenta'. Pengakuan resmi dari Takhta

Suci tersebut mendorong kelompok wanita ini berani

mengenalkan diri sebagai keluarga Karmel Ketiga, yang

kemudian dikenal dengan Karmelit Awam.

Dalam perkembangannya, sekitar satu setengah abad

kemudian, kelompok tersebut diperkaya oleh orang-orang

yang meminta ijin kepada Pimpinan Ordo Karmel, untuk

memiliki hak khusus mengenakan skapulir coklat,

sebagaimana yang dikenakan oleh para Karmelit.

Teodorus Straccio, yang menjabat Prior Jendral Ordo

Karmel tahun 1632-1642, mengakomodasi keinginan

mereka. Kelompok ini, akhirnya menjadi kelompok

Ordo Karmel Ketiga yang memiliki kekhasan

melaksanakan kaul ketaatan dan kemurnian menurut

status hidup mereka, baik pria maupun wanita.

Sejak abad 19, Gereja menunjuk-kan panggilan khas

mereka, yaitu menerangi dan memberikan nilai yang

tepat pada semua realitas dunia, tempat para Karmelit

Awam hidup dengan statusnya masing-masing, sehingga

semuanya ini dibawa kepada kepe-nuhan nilai-nilai

yang diajarkan oleh Kristus. De-ngan kata lain, Karmelit

Awam diajak untuk menjembatani keterpisahan antara

Injil dan kehidupan nyata, dalam semangat evan-gelisasi

baru yang menjiwai kehidupan seluruh Gereja.

Awam yang Mengikrarkan Profesi, bahkan Menerima

Tahbisan Diakon

Para Kamelit Awam memiliki ikatan dasar dengan Ordo

Karmel justru dengan mengi-krarkan profesi. Menga-pa

mesti ada profesi? Hal ini merupakan cetusan komitmen

yang diungkapkan secara eksplisit. Dengan profe-si, para

Karmelit Awam mengambil bagian dengan cara yang

khusus dan khas dalam karisma Ordo Karmel.

Profesi dimaksudkan untuk: Pertama, mengembangkan

rahmat baptis. Kedua, mencapai keserupaan dengan

Kristus secara penuh. Ketiga, belajar menghadap Tuhan

dengan tangan kosong, dan menaruh semua kasihnya

dalam Kristus. Keempat, pengakuan yang terus-menerus

akan primat Allah, dan menolak untuk menyembah dua

tuan. Kelima, mengutamakan cinta kepada orang lain,

dengan memerangi dan mengalahkan segala bentuk

egoisme.

Bentuk profesinya, bisa berupa pengikraran janji atau

pengikraran kaul ketaatan dan kemurnian. Karmelit

Awam diberi kebebasan untuk memilih: profesi dengan

kaul, atau profesi tanpa kaul, yakni pengikraran janji

saja. Jika hanya mengikrarkan profesi tanpa kaul atau

janji, seorang Karmelit Awam hanya diwajibkan patuh

kepada Regula. Jika mengikrarkan profesi dengan kaul,

seorang Karmelit Awam diwajibkan taat kepada

Pimpinan Ordo dan orang yang diberi kuasa untuk

membimbing mereka.

Profesi dilaksanakan menurut ritus resmi, yang khusus

disusun untuk Ordo Karmel Ketiga. Tanda yang tampak

ialah penyerahan jubah tradisional atau skapulir.

Profesi pertama dilaksanakan untuk periode tiga tahun,

dan pada akhir tahun ketiga diperkenankan untuk

mengajukan permohonan pengikraran profesi kekal.

Jangka waktu dari profesi pertama ke profesi kekal,

dianjurkan untuk membaharui prfosei mereka setiap

tahun, pada hari raya Santa Perawan Maria dari

Gunung Karmel.

Hidup Sebagai Karmelit Awam

Para Karmelit Awam mengambil bagian dalam

karisma Ordo Karmel. Di sini, bukan pertama-tama

ditonjolkan 'apa kegiatannya' (doing-nya), tetapi pada

'esensi atau jati dirinya' (being-nya). Jika seseorang

sungguh-sungguh menghayati jati dirinya, pasti

tercetus keluar dalam aneka bentuk kegiatan. Hal ini

justru menghindarkan setiap Karmelit Awam dari

kegiatan sosial yang tanpa spiritualitas atau semangat

rohani yang menjiwai setiap kegiatan tersebut.

Seorang Karmelit Awam harus menghidupi segala

aktivitasnya dengan karisma Karmel.

Karisma Karmel dirumuskan secara

singkat dalam ungkapan ini, "menghayati

hidup mengikuti Yesus Kristus, dalam sikap kontemplatif

yang meresapi hidup doa, persaudaraan dan pelayanan.

" Model inspiratifnya ialah Santa Maria dan nabi Elia.

Mereka adalah panutan di tengah aneka kesulitan untuk

sampai pada puncak gunung, yakni Kristus, Tuhan.

Pertama, Hidup Doa.

Secara formal, seorang Karmelit Awam diwajibkan

untuk mendoakan Ibadat Harian, baik dalam

komunitas atau secara pribadi. Selain itu,

ketekunan untuk mengikuti doa-doa devosional,

maupun kegiatan doa dalam Paroki sangat

ditekankan. Tujuan yang ingin dicapai dalam doa

ialah bukan pertama-tama memikirkan atau

berbicara banyak kepada Tuhan, tetapi mencintai

banyak, sebagaimana ajaran St. Teresia Avila.

Bentuk konkretnya, seorang Karmelit Awam

diwajibkan untuk tekun menimba kekuatan dari

sumber spiritual, yakni Ekaristi, dan sakramen

Rekonsiliasi.

Untuk menunjang ketekunan itu, seorang Karmelit

Awam 1.diwajibkan untuk mendoakan Ibadat Harian,

baik dalam komunitas atau secara pribadi,

sekurang-kurangnya Ibadat Pagi, Sore, dan Penutup.

Selain itu, ketekunan untuk 2.mengikuti doa-doa

devosional, maupun kegiatan doa liturgis yang lain

yang diadakan dalam Paroki sangat ditekankan.

Tentu saja, 3.doa pribadi di kamar yang tersembunyi

juga harus mendapat tempat yang memadai. Akhirnya,

4.lectio divina dan meditasi, yang telah hidup dalam

tradisi Karmel, juga harus dihidupi secara intensif.

Model inspiratif, St. Maria, dihayati secara konkret

dengan 5.menghormati skapulir suci sebagai lambang

kasih keibuan yang merangkul anak-anaknya.

Devosi terhadap Maria, seperti doa rosario dan

sejenisnya, lebih sebagai suatu sikap khusus,

yaitu orientasi tak tergoyahkan pada nilai-nilai

hidup kristiani, daripada sekedar suatu kesalehan

umum.

Kedua, Hidup Persaudaraan.

Persaudaraan seorang Karmelit Awam,

pertama-tama dinyatakan secara nyata dalam

'keterlibatan'-nya sebagai anggota komunitas yang

memancarkan kesederhanaan dan keontentikan.

Di dalam komunitas, 1.setiap orang hendaknya

merasa krasan, 2.diterima,3. dikenal,4. dihargai, dan

5.dinasihati dengan penuh kasih persaudaraan.

Ketiga, Hidup Pelayanan.

Inti pelayanan bagi seorang Karmelit

Awam

ialah menjadi kasih di dalam hati Gereja”.

Hal ini berarti, 1.mereka harus benar-benar terlibat

secara konkret dalam setiap kegiatan Gereja setempat.

Selain itu, seorang 2.Karmelit Awam diharapkan

terlibat juga dalam kegiatan kemasyarakatan, apa pun

bentuknya, untuk memajukan 'bonum commune' atau

kesejahteraan umum. Santa Maria Magdalena de Pazzi

mengingatkan dahaga kontemplasi hanya dapat

dipuaskan dengan menyatukan secara harmonis antara

doa dan karya pelayanan.

Dalam krisis dan ancaman bahaya, sebagaimana

nabi Elia, seorang Karmelit Awam harus mampu

menjadi saksi akan primat Allah. Justru dalam

pengalaman 'padang gurun' krisis hidup moral dan iman,

seorang Karmelit Awam dapat berjumpa dengan Allah

dalam kondisi nyata.

KARMELIT AWAM INDONESIA

Seluruh anggota Karmel Awam Provinsi Indonesia

sampai Awal Juni 2006 berjumlah 309 orang.
Para anggota tersebar dalam 10 komunitas, yaitu:
* Malang (19 orang)
* Batu (15 orang)
* Lawang (13 orang)
* Probolinggo (36 orang)
* Jember (39 orang)
* Surabaya (50 orang)
* Jakarta (59 orang)
* Medan (26 orang)
* Mauloo (17 orang)
* Palangkaraya (35 orang)

Alamat :
Pusat Karmelit Awam Indonesia Jl.Mgr. Sugiyopranoto

no.1 Malang, 65119, Jawa Timur

No comments: